Yuan El-Khairity, Anak dari
pak Aslan dan Ibu Ira, ia anak kedua dari tiga bersaudara, saat memasuki masa
remaja, Yuan tidak dapat melakukan banyak hal seperti hal yang remaja lain
lakukan. Penyakit yang ia derita membatasi gerak langkahnya. Namun Yuan tidak
putus asa dengan keterbatasannya, Yuan tetap ceria, bergaul dengan banyak
teman, berbuat baik pada mereka, sampai akhir hayatnya.
Siapapun yang mengenalnya pasti akan
berpendapat sama, Yuan adalah anak tabah, ceria, juga jahil. Bayangkan ia
sering bercanda tentang kematiaan, salah satunya,
“ Ki, nanti kalau aku meninggal,
ajak temen-temen ngelayatin sama nyolatin aku ya, kalo banyak yang nyolatin kan
aku bakal masuk surga , yeeee aku masuk surga ky hahahaha amin ya allah “.
mendengar itu Kiki teman Yuan
meminta Yuan untuk menghentikan leluconnya yang tidak lucu itu. Kematian
sepertinya bagi Yuan bukan momok yang paling ditakuti, ia sangat akrab dan
sudah mempersiapkan diri, mulai dari beribadah lima waktu, solat sunnah ia
jalani, dan juga dengan membaca buku-buku tentang alam barzah.
Sejak Smp, sewaktu menjelang Ujian
Akhir kegiatan Yuan kian padat maklum anak kelas tiga tengah mempersiapkan diri
menghadapi ujian akhir nasional. Saat itulah, Yuan mulai merasakan sesak
didadanya, Yuan pun berdiam diri tanpa memberitahu orang tuanya tentang rasa
sakit yang ia derita belakangan itu sampai ia menginjak kebangku SMA.
Tepat semester dua di SMA, Yuan
terserang batuk, orang tua Yuan pun membawa Yuan ke Rumah Sakit, ia pun sembuh.
Namun batuk menyerang lagi, begitu sampai tiga minggu hingga darah yang Yuan
keluarkan dari mulutnya. Yuan pun drop, seminggu lebih ia izin dari sekolah.
Melihat kondisi Yuan yang lemah
pucat, jatuh rasa iba dari orang-orang terdekat, apalagi Ibu Yuan, dengan
kelembutan ia meraba putri nya, kecemasannya memuncak menjadi ketakutan saat
ibu Yuan merasakan leher Yuan ada benjolan.
“ Saya lemas, ini tanda-tanda kanker
“ batinnya.
Yuan pun kini menjalani terapi dan
mengkonsumsi obat-obatan, anehnya jenis kanker yang diderita Yuan belum juga
diketahui, orang tua Yuan pun semakin cemas.
Delapan bulan kemudian~
Waktu yang cukup lama, yang Yuan
jalani untuk kesembuhannya. Karena dasarnya Yuan memang anak yang ceria,
walaupun ia penyakit yang bersarang ditubuhnya membatasi gerak langkahnya, Yuan
tidak sedikitpun mengeluh, ia iklas menjalani jalan hidupnya yang seperti ini.
Bersama Ayah, Ibu, Kakak, dan
Adiknya Yuan menghabiskan waktu-waktunya untuk bersenda gurau. Dirumah tidak
lain temannya adalah kakak dan adiknya, bertiga mereka melakukan apa
saja.kadang akur kadang bertengkar, namun ntah sudah pirasat atau apa, Setiap
kali mereka bertengkar, rebutan laptop untuk on line misalnya, Yuan selalu
berkata kepada kakak dan adiknya,
“ udahlah, sebentar lagi bakal jadi
punya kalian berdua kok “.
Kalau sudah begitu mereka kembali
akur, sedangkan ibu Yuan tak pernah menanggapi kata-kata Yuan, baginya jika
memang Yuan akan kembali ke sisi Allah, itu adalah karunia, Allah tau yang mana
yang terbaik untuk anaknya.
~
Yuan terus menerus mendapat ujian,
“ Semoga ini adalah siksaan yang
hanya aku dapat didunia yang fana,
tidak dialam barzah “
Ucap hati kecil gadis yang terkulai
lemah dengan selang infuse bergantung menghujam tubuhnya dan dimulutnya
terpasang mesin pernafasan.
Tiba-tiba Yuan berkata pada
keluarganya, yang saat itu tak ada satu orang pun yang beranjak dari ruang
rawat.
“ buk, Yuan udah nggk kuat, Yuan
pergi aja ya “.
kata-kata itu terus ia ulang hingga
akhirnya ibu mengerti, kini tiba saat nya ia harus berpisah dengan putrinya
itu. Dengan hatinya yang tabah tanpa air mata ibu Yuan berkata
“ Yuan udah siap ? “ Yuan
mengangguk,
“ Ibu sayang Yuan nggk ? “
“ Ibuk sayang kamu, semua sayang
kamu, hanya Allah yang lebih sayang kamu nak, kamu ikut kata-kata ibuk ya,
Astaufirullah…… “ ucap Ibunya.
Yuan pun mengikuti kalimat takbir
dan tahmid yang terus diucapkan ibunya sampai akhir Yuan tertidur dan layar
monitor menunjukan nada datar dan bunyi yang menandakan tidak ada lagi detakan
jantung.
Kini tiada lagi keceriaan seorang
gadis yang bercita-cita menjadi penulis itu, begitu kesan yang mendalam
dirasakan bagi orang-orang disekitarnya.
Dalam kenangan Yuan El-khairity,
mereka semua yakin kini Yuan bahagia dipangkuan ilahi. Amin amin amin ya robbal
allamin :’-)
Batam, 14 januari 2012
Yuni F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar