Kupilih hatimu tak ada ku ragu
Mencintamu adalah hal yang terindah
Dalam hidupku oh sayang kau detak jantung hatiku
Setiap nafasku hembuskan namamu
Sumpah mati hati ingin memilihmu
Dalam hidupku oh sayang kau segalanya untukku
Janganlah jangan
kau sakiti cinta ini
Sampai nanti disaat ragaku
sudah tidak bernyawa lagi
dan menutup mata ini untuk yang terakhir~
Lagu yang ku dengar disaat ia memutuskanku, bagiku lagu ini benar-benar ada
artinya sewaktu aku bersamanya. Tapi entah mengapa hubungan yang selalu membuat
ku tertawa tersenyum harus berakhir begitu cepat.
“ Monik, aku mau ngomong. Tapi aku segan, aku nggk enak samamu, aku takut
kamu marah, aku takut kamu nangis. Aku bener-bener nggk enak samamu “ messages
Avit untuk ku.
“ Putus ya Vit ? oala Vit aku itu dah sayang samamu “
“ Aku udah nggk bisa, aku lagi malas pacaran. Aku juga lagi banyak masalah,
kita pisah dulu ya Mon “
“ Aviit :’( aku sayang kamu, akuu. Akuu…aku nggk tau lagi mau ngomong apa “
“ jangan nangis, jangan marah nik “
sesaat kemudian~
“ Yaudahlah, nggk apa-apa kok Vit, aku nggk marah. Tapi boleh kan aku meluk
kamu untuk terakhir kalinya, aku pengen nangis dibahumu buat yang terakhir
kalinya. Bole ya Vit ? ” balas ku dengan isak tangis yang tak karuan.
“ Iya, jangan nangis . aku selalu ada buatmu sayang, nanti kalo kita ketemu
ya “
“ Aku nggk bisa nggk nangis, yaudah aku mau solat isya dulu ya, Aku
tetep sayang kamu Vit, bye :’( “
“ Yaudah, aku juga Monik sayang , bye :-* “
Singkat cerita disaat detik-detik aku putus dengan Avit, saat itu aku sangat
down, ku kurungi diriku dikamar, Aku nggak tau dimana letak kesalahan aku, aku
juga nggk tau mau berbuat apa, saat itu aku hanya bisa tertunduk menangis. Aku
benar-benar kehilangan sosok Avit, yang kini telah menjadi mantanku.
Terlintas sewaktu Avit tertawa, sudut mataku semakin banyak mengeluarkan
airmata. Aku berharap ini hanya mimpi namun kenyataannya tidak. Aku semakin
menangis saat itu.
Avit apa kamu udah nggk sayang aku? Coba kamu kenang kembali waktu pertama
kali kita jadian, kamu nganterin aku kesekola, tapi kelewatan. Terus coba inget
juga Vit waktu kita pertama kali jalan, kita ke Resort. Kita ketawa-ketawa,
saling cerita. Nah waktu kita kepantai, kita kehujanan Vit dijalan, berteduh
berdua dipondok kecil, duduk disamping api unggun, Terus kita jugak sering main
ketaman, tiap minggu kita ketaman itu, nggk ada rasa jenuh buat kita main
berdua ditaman itu, sampei-sampei ban motor kamu bocor, kunci hilang pulsa
habis, kita kehausan. Susah senang kita berdua :’(
Terus aku juga inget waktu kamu nemenin aku kerumah sakit, waktu itu aku
bener-bener senang Vit, aku jugak makin sayang sama kamu. nah besoknya kita
main dibukit yang tinggi itu, pemandangan yang indah kita nikmati berdua.
apalagi waktu aku ulang tahun, malam itu benar-benar malam yang paling indah
buat aku, ya walaupun Cuma sebentar tapi bagi aku itu sangat berharga. Banyak
Vit cerita kita berdua, tapi sekarang kamu udah ninggalin aku, sekarang cerita
itu Cuma tinggal kenangan saja, kenangan yang begitu indah bersamamu.
~
Masih seperti malam-malam sebelumnya, aku masih larut dalam kesedihan. Ku
tatapi langit-langit kamarku dengan perasaan gundah.
“ Sayang aku kangen, aku kangen waktu kita bercanda berdua, kangen waktu
kita main ditaman itu, ngebuat cincin dari rumput-rumput, nyusun nama kita
berdua dari ranting-ranting kecil, kangen waktu kamu sok sok kuat ngegendong
aku, kangen waktu main dibunderan itu, kangen semua sayang :’( “.
Tak terasa, aliran hangat dan bening mengalir lewat sudut mataku. Dengan
tanganku ku coba untuk menyusut air mataku.
Sebenarnya aku tak mau menangisi orang yang telah membangun pondasi cinta
dihatiku dan sekaligus merobohkannya lagi, namun tak bisa. Kenangan bersamanya
begitu banyak, yang tak akan bisa ku lupakan.
Ku mencoba menutup mataku, mencoba untuk menenangkan pikiranku, membuang
jauh-jauh kenangan yang selalu saja melintas saat kita bersama dulu, walau tak
bisa aku tetap berusaha, namun sia-sia, aku memang tak bisa melupakannya walau
hanya sejenak.
Aku mencoba bangun dari tempat tidurku,
“ Ya Allah, kenapa Monik harus mengenal dia kalo akhirnya jadi kayak
gini, Monik nggk kuat ya Allah “ ucapku tertunduk menangis.
~
Hari ini aku bertemu dengan Avit, aku pun mencoba bersikap seperti biasa
sewaktu kami bersama dahulu, aku dan Avit pun kembali bercanda tawa sambil
menikmati angin sepoi dan kicauan burung ditaman itu, aku langsung memeluk
Avit, menangis dan terus menangis dibahunya. Saat itu aku benar-benar memeluk
Avit dengan erat, aku pun memejamkan mataku, menenangkan perasaanku dibahunya.
Sejenak setelah itu, akupun membuka mataku yang penuh dengan airmata itu,
“ Aku sayang kamu Vit, sayang kali Vit “ ucapku sambil menatapi sosok Avit,
“ Kita pisah dulu ya Nik, maafin aku ya Nik “ kata Avit. Tampak dari raut
mukanya yang tak tega melihat ku, orang yang dahulu pernah mengisi hari-harinya
dan Avitpun langsung memeluk ku kembali. Namun aku hanya diam tertunduk
dibahunya.
~
Hari-hari yang dahulunya indah kini menjadi suram, canda tawanya yang dahulu
selalu mengisi hari-hariku kini sudah tak ada lagi, namun aku yakin, mungkin
saat ini aku harus berpisah dahulu dengannya, suatu saat nanti pasti aku bisa
bersamanya lagi (Amin).
Itulah harapan Monika Anggraini untuk Cinta Pertama dan
Terakhirnya yang kini telah pergi. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar