Halaman

Jumat, 23 Maret 2012

Awal yang indah untuk Dea Alya Anggara

Liburan tiba, Dea dan Andan pun pergi refresing bersama teman-teman mereka, Dea dan Andan baru seminggu jadian, tampak dari raut muka mereka yang lagi sama sama masih kasmaran.
Berlarian ditepi pantai, menikmati angin sepoi, hamparan air laut yang begitu biru, dan memandangi langit biru yang begitu indah.
“ Andan ganteng ! ” teriak Dea pada Andan yang berjarak dua meter dari nya.
 “ haaa ?? ” belum sempat Andan seratus persen menoleh, Dea pun langsung memakaikan pasir kemukanya Andan.
 “ oppp…macam makin ganteng ya pacar gue hahaha ” kata Dea tertawa dan berlari kabur menyelamatkan diri.
“ ehhhh yak Dea….. awas ya kalo dapet, dapet cium dari gue nih ” kata Andan sambil membersihkan mukanya dengan air laut.
“ hahaha, coba aja kalo berani, gue cium balek lu yang, haahaha ” kata Dea dari kejauhan.
Namun tiba tiba Andan jatuh, dan tergeletak di tepian pantai, saat Dea melihat Andan sudah tergeletak, Dea pun langsung berlari menuju Andan.
“ sayangg, sayangg bangun, knp sih kok bisa pingsan, ya ampuunn banguuun. Ehhh aduhh tolong dong, pacarku pingsan aduhh malah gak ada orang, sayang banguunn ” Dea panik.
Namun saat Dea kepanikan Andan pun bangun dan langsung memeluk Dea dan mencium pipi Dea.
 “ yes dapat hahaha ” kata Andan yang tadi berpura-pura pingsan.
  is apaan si buat orang panik aja, seneng ! seneng ! ” Dea ngambek.
 “ idihhh, marah. Yang mulai sapa coba, sini cepat katanya mau cium balik ” canda Andan.
 “ nohhh, minta cium tuh sama batok kelapa ” Dea manyun.
“ hahaha, macam nambah cantik ya kalo manyun. Cup cup cup ” Andan membujuk Dea.
“ ihhhhh ” Dea mencubit Andan.
Kemudian berjalan sendiri.
“ Alah ngambek beneran ” ucap Andan dan langsung mengikuti Dea,
 “ oppppp…. ” Andan menggendong  Dea dari belakang,
 “ haaaa turunin turunin Andana Pratama turunin gak ? ” ucap Dea merengek kekanakan.
“ Senyum dulu cepat cepat mana senyumnya gue mau liat dulu, baru gue turunin ” kata Andan sedikit jahil pada Dea.
“ Turunin dulu baru gue mau senyum ” kata Dea.
“ Yayaya ” ucap Andan
 “ kabuuuuuurrrrrrrrr ” Dea berlari sambil mengejek Andan,
 “ ihh memanglah ni anak, asek nak ngerjain gue aja, heh ! tungguin ntar gue diculik om om ” teriak Andan dengan rempongnya,
“ idih mentel ! ” ucap Dea dari kejauhan.
Canda tawa mengisi hari libur mereka, senja pun tiba. Mereka pun pulang~

***
Setahun kemudian~
Dua hari setelah setahunnya hubungan Andan dan Dea, Andan ulang tahun. Mereka pun membuat acara berdua, mereka membuat acara di Resort Fibonacci. Bintang yang beserakan dilangit dengan sinar nya yang begitu indah menghiasi malam indah Dea dan Andan, sebelum makan Andan meniup cake yang diatasnya bertulis “ Happy Birthday Andana Pratamaku dan berdiri lilin dengan angka 17, cake pemberian dari Dea. Saat Dea memberi cake pada Andan, tampak bola mata sipit Dea berlinangan air mata.
 “ Happy Birthday Sayang, wish you all the best, love you “ kata Dea tersenyum.
 “ Amin, makasih sayang, love you too ” ucap Andan memeluk Dea dan mencium kening Dea.
Setelah  Andan tiup lilin, mereka pun makan malam sambil menikmati suara ombak yang begitu pelan menghempas batu karang. Suasana yang begitu indah untuk Dea dan Andan.

Makan malam pun selesai, Andan dan Dea pun berjalan di pelantar yang cukup panjang, tampak di ujung pelantar berdiri sebuah pondok yang dihiasi lilin dan cake dengan berdiri angka 1, cake setahunnya Dea dan Andan.
“ Loh punya sama ni? ” Dea bingung.
“ Punya kita dong sayang ” Andan memberi surprise untuk Dea.
“ ihhh gue suka, cakep banget. nih lu yang buat ? ” Tanya Dea pada Andan.
 ia, nih buat kamu Dea sayang” kata Andan tersenyum pada Dea dan mengelus kepala pacarnya.
“ ihhhh makasiiihhhh” Dea memeluk Andan. 
Mereka berdua pun meniup lilin setahunnya mereka,
“ Semoga kita langgeng ya sayang ”  ucapan serentak dari Dea dan Andan,
 “ Amiiiiin ” ucap mereka berdua.
Malam semakin larut, Andan pun segera mengantar kan Dea pulang kerumah.
***
Hari-hari yang begitu indah membuat Dea semakin sayang pada Andan, dan sangat semakin takut kehilangan  Andan karena belakangan ini Andan rada berubah.
“ gue takut tauk kehilangan lu, lu takut gk kehilangan gue? gue sayang sama lu, lu sayang gk sama gue? Gue ni yah kagak pernah bosan ke elu nya, tapi lu nya pasti bosan, yakan yakan ? hmm jujur gue pengennya lu itu kgk pernah ada rasa jenuh ke gue, tapi gk mungkin juga gue maksa lu buat terus terusan kagak bosan, maafin gue ya sayang kalo selama ini gue belum bisa jadi yang terbaik dan belum bisa seratus persen menjadi apa yang lu mau, tapi gue bakalan berusaha deh jadi yang terbaik buat lu, amin (bicara sendiri didepan kaca) hal yang sangat sering dilakukan oleh Dea.

“ Deeee…Deaaa, bangun sekolah lagi nak ” ucap mama dari luar kamar.
“ ia ma ia, nih udah mau siap kok ” jawab Dea dan mengusap air matanya yg sedari tadi mengalir dipipinya. Dan langsung menuju dapur untuk sarapan pagi.

Setelah sarapan pagi, Dea pun langsung berangkat kesekolah. Saat disekolah Dea tampak masih memikirkan Andan,
 “ kabar kamu gimana ya sayang? Dah semingguan gak ada kabar, aku takut kamu kenapa kenapa, aku kangen kamu. aku masih sabar nungguin kabar kamu ” ucap Dea di atas kursi taman sekolah dengan isak tangisnya.
Namun bel tanda masuk pun berteriak memanggil murid-murid untuk segera menuju lapangan. Murid-murid pun keluar kelas menuju lapangan untuk apel pagi, namun tampak Dea yang terus duduk diam dikursi taman itu, setelah apel pagi selesai, Dea pun izin pulang dengan alasan sakit. Wali kelasnya pun mengizinkannya pulang, namun Dea tak langsung pulang kerumah, ia pergi kesuatu tempat, taman diatas bukit yang sangat indah,  tempat biasa ia dan pacarnya bercanda tawa. Sesampai disana, Dea kembali menangis,
“ kenapa semua jadi kayak gini, salah gue apa sama lu Andan?! Apa?! Bilang dong ke gue, gue gak tau letak kesalahan gue dimana?! Kamu bosan? Apa kamu udah ada yang lain, bilang ke gue, gue sanggup dengar itu, dan aku bakalan mundur dari semua ini. gue capek kayak gini !!! “.
 Isak tangis Dea mengisi taman yang begitu sunyi. Karena Dea terlalu capek menangis, Dea pingsan, tak ada satu orangpun yang menolong Dea, karena tak ada orang ditaman itu. Duapuluh menit kemudian, Dea terbangun,
 “ aduhhhh ” (memegang kepalanya). Namun saat Dea mencoba berdiri, ia tergelincir dari atas bukit yang cukup tinggi. Tubuh Dea pun luka-luka dan kepalanya pun mengeluarkan darah karena terbentur batu.
Malam semakin larut, orang tua Dea khawatir karena anaknya belum juga pulang. Mamanya mencoba mnghubungi Dea, namun ponsel Dea non aktif. Orangtuanya pun semakin panik.
Temen-temen Dea pun ikut mencari Dea, namun malam semakin larut, pencarian pun dilanjutkan besok.
Ke esokannya, tiba tiba Andan datang kerumah Dea, bermaksud untuk membantu mencari Dea, mereka semua pun menuju taman, karena Andan tau, jika ada masalah Dea pasti menenangkan pikirannya ditaman itu. saat diperjalanan tante Titi (mama dea) terus menangis.
“ Paa, mama takut Dea kenapa kenapa ” ucap tante Titi.
“ ia ma, papa tau, sudahlah berdoa aja, semoga Dea segera kita temuin ” jawab Om Dayat (papa dea) sambil menenangkan istrinya.
Sejam diperjalanan, sampailah mereka ditaman, tampak taman kosong. Namun tiba tiba Angga (temen dea) berteriak,
 “ Om tante, Dea  Dea, itu Dea. Ya Allah Deaaaa” (Angga panik) Angga pun langsung turun kebawah taman itu untuk menolong Dea, mereka pun langsung membawa Dea kerumah sakit terdekat, lima belas menit dari taman, akhirnya mereka sampai dirumah sakit, semua panik apalagi dengan Andan, ia takut kalo Dea kenapa kenapa, ia takut kalo dialah penyebab dari semua ini, setengah jam kemudian, kabar duka untuk orangtua Dea dan temen temennya juga pacarnya Dea, kalau Dea telah meninggal.
Hari itu juga Dea dimakam kan, begitu banyak yang ikut melayat, isak tangis mengisi suasana pemakaman Dea, kini Dea telah tiada, hanya tampak papan nisan yang berdiri tegak di atas tanah lembab yang bertaburan dengan bunga-bunga.
Setelah pemakam Dea selesai, semua orang pun melangkah kan kakinya untuk pulang, namun Andan berdiri sendiri ditepi makam Dea,
“ sayang, maafin gue. Maafin gue yang selama ini udah banyak salah sama lu, gue ngaku salah. Maafin gue Deaa ” Andan menangis sambil meremas tanah pemakaman Dea.

Setahun kemudian~

Andan masih sangat bersalah pada alm. Dea Alya Anggara pacarnya yang dulu ia sakiti. Kini hanyalah penyesalan yang ada pada diri Andan. Penyesalan yang terus berlarut dihidup seorang Andan Pratama .(***)


05-11-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright@ All Rights Reserved Yuni-Fibonacci.blogspot.com