Halaman

Rabu, 04 April 2012

Dosa Terindah dan Kekasih Terindahku

  Siang itu matahari begitu terik walau hanya dengan penglihatan, panas itu seakan terasa menyengat dikulit.
                Tampak sosok lelaki dari kejauhan, tepat berdiri di jendela lantai tiga sekolah, mengeluarkan kepalanya, merenung sambil memutar-mutarkan pulpen dijemarinya. Sosok itu bernama Andro Hadiandra Widjanarko, yang biasa dipanggil Andro. Hampir setiap jam istirahat atau jam pulang sekolah ia selalu saja hadir merenung di jendela itu, seakan-akan itu aktivitas yang wajib untuk ia lakukan, tanpa pernah absen. Padahal tak ada pemandangan yang istimewa dari balik jendela hitam bening itu. Hanya tampak rerumputan lusuh dan ilalang biasa. Namun bagi Andro, tempat itu adalah tempat yang nyaman untuk berkhayal, berhalusinasi atau menenangkan diri.
                Kali ini Andro berdiri dijendela hitam bening itu untuk merenung dan menggalaukan diri. Dengan ditemani angin sepoi yang sedari tadi berlalu lalang tak tampak oleh mata namun dapat dirasakan sejuknya dan ditemani juga dengan suara ilalang yang bergoyang pelan tertiup angin.
                Terlempar ke masa lalu, masa-masa yang begitu indah, masa-masa yang begitu banyak kenangan, yang begitu sulit untuk dilupakan, ia adalah Andini. Sosok wanita berambut panjang, berkulit hitam manis, dan berbadan tinggi semampai. Sungguh berparas indah dimata Andro.
                Dini adalah wanita yang pernah mengisi hari-harinya Andro, yang cukup banyak merubah Andro ke sifat yang lebih baik dikehidupan Andro, cukup lama hubungan And ro dan Dini berjalan, namun karena takdir sudah berkata lain, Dini pergi untuk selamanya karena kecelakaan yang menimpanya.
                Tepat di hari jadi mereka yang ke dua tahun. Saat itu bulan Ramadhan, sebelum berbuka puasa Andro dan Dini berkeliling untuk jalan-jalan sore dan mampir ke Pasar Ramadhan, mereka membeli makanan untuk bukaan puasa nanti. Setelah itu mereka pulang ke rumah Andro, sesampai rumah Dini langsung menyiapkan makanan dan minumannya. Bola mata Andro tertuju pada sosok Dini yang begitu ke Ibuan. Dini bisa menggantikan posisi Mamanya Andro yang sedang sibuk diluar kota. Dari Dinilah ia mendapatkan kasih sayang dan perhatian layaknya seorang Ibu. Inilah salah satu hal yang sangat ia sukai dari Dini. Beduk berbunyi, Andro dan Dini pun berbuka puasa bersama. Dimulai dengan membaca doa berbuka puasa, menyeduh teh hangat, juga buah kurma sebagai pembukanya. Setelah itu mereka solat magrib berjamaah di rumah. Andro sangat senang, ini hal kedua yang membuatnya sangat mencintai Dini karena saat dahulu ia sangat jarang mengerjakan solat namun sekarang Andro berubah, ia cukup rajin untuk beribadah, ini semua karena Dini, Dinilah yang selalu mengingatkan dan melatih Andro untuk beribadah. Setelah selesai mereka pun melanjutkan makan nasi, walau dengan lauk pauk sederhana tapi karena dengan adanya kebersamaan makanan itu begitu lahap masuk ke dalam perut yang kosong. Makan pun selesai, Andro dan Dini duduk di ayunan halaman depan rumah.

“ Sayang, Aku kangen Mama loh “ ucap Andro.
Dini tersenyum dan memegang  jemari Andro, “ sabar “ satu kata yang terlempar dari bibir mungil Dini.
“ hmm Mama sibuk banget, sampei lupa sama anaknya. Aku kangen dinyanyiin sama Mama, waktu kecil sering noh aku dinyanyiin malaikat kecil ku sama Mama. Lah sekarang, boro boro nyanyi. Ngigetin aku makan aja kagak pernah. Coba aja Papa masih ada, pasti Mama gak sesibuk ini “
“ Ya ampun, yauda kita telpon Mama yah ? “
“ ahh percuma yang, Mama sibuk terus “
“ yaudah aku aja deh yang nyanyi ya “
Andro tersenyum senang mendengar itu, Dini pun bernyanyi dengan suaranya yang lembut itu, Andro pun ikut bernyanyi, mereka berayun sambil bernyanyi berdua.
                Tak lama kemudian, Adzan isya berkumandang.  Andre dan Dini pun stop bernyanyi juga berayun, langsung menuju Masjid yang tak jauh dari rumah untuk tarawihan. Ini juga hal yang sangat luar biasa bagi Andro kepada dirinya sendiri, sebelum mengenal Dini, Andro tak pernah Tarawihan di setiap bulan Ramadhan, salah satunya karena Andro kurang perhatian dari orang tuanya. Namun sekarang ia mau tarawihan, semua ini tidak lain karena Dini.
                Setelah beberapa jam, tarawihan pun selesai. Dini pun langsung meminta antar pulang kerumahnya, namun karena ada kejutan buat Dini, Andro pun mengajaknya kembali ke rumahnya. Sampai dirumah Andro, Andro langsung masuk kerumah berpura-pura untuk mengambil switter, namun saat Andro keluar, Andro membawa BlackForest yang diatasnya berdiri angka 2. Ini cake sebagai tanda dua tahun hubungan Andro dan Dini, Dini tampak senang akan kejutan dari pacarnya itu, mereka pun meniup lilin dan berdoa buat hubungan mereka, setelah itu mereka saling colek mencolek cream cake dari muka ke muka, raut senang yang tergambar di kedua sijoli itu, Andro dan Dini.
                Selesai dari itu, Andro pun mengantarkan Dini pulang, diperjalanan pulang ini lah kecelakaan menimpa Andro dan Dini. Namun Andro selamat, hingga skarang Andro selalu merasa bersalah kalau ia sendirilah penyebab dari kematian pacarnya itu. Dan hari itu adalah hari terakhir bahagianya Andro dan Dini, juga hari yang penuh dengan penyesalan.
                Sampai saat ini Andro tak dapat melupakan Dini, meskipun sudah beberapa perempuan yang hadir dikehidupannya, tetap Dinilah yang ia sayang. Sosok wanita yang bisa merubah hidupnya. Penyesalan yang juga tak kunjung hilang saat dosa terindah itu menghampiri Andro dan Dini. Andro sangat menyesal telah berbuat hal yang tak seharusnya ia lakukan kepada wanita baik seperti Dini, namun karena saling cinta hal itu pun terjadi.
                Andro selalu menjadi yang terbaik, setia, dan ingin menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Namun takdir  membawa pergi Dini, bagi Andro Dini adalah dosa terindah sekaligus kekasih terindahnya yang telah pergi untuk selamanya. Dan Andro selalu berdoa, agar Dini mendapatkan tempat yang indah disana, biarlah Andro yang menanggung dosa terindah itu. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright@ All Rights Reserved Yuni-Fibonacci.blogspot.com