Tak pernah terbayangkan oleh ku, hubungan yang baru saja beberapa
bulan ku jalani dengan pacar ku berakhir karena kepergian nya beberapa
bulan yang lalu.
Farrel Ahmad Faruq, ia adalah pacarku
yang kini telah tiada, kebersamaan kami hanya setengah tahun, walaupun
singkat. Kebersamaan dengan nya sangatlah berharga bagiku. Kasih sayang
darinya begitu memasuki dikehidupan ku, batin dan raga ini sungguh sulit
menerima kepergiannya. Aku, keluarga ku, teman-teman, dan keluarganya
begitu menyayangi Arrel. Namun Allah Swt lebih menyayangi Arrel, maka
dari itu Arrel dipanggil secepat ini.
Detik berganti
menit, menit berganti jam, siang berganti malam, hingga dua bulan
berlalu. Bola mata ku masih saja menangisi Arrel, sosok yang selalu
memberi ku semangat dalam hal apapun yang bersifat positif, sosok yang
selalu membuat ku tertawa, sosok yang selalu menasehati ku, aku sangat
merindukan nya, aku rindu dipeluk nya. Sungguh batin dan raga ini sangat
membutuhkan sosok itu.
Terlintas saat Arrel pernah
berkata kepada ku, yang saat itu Alm. Sena sepupu dari ku meninggal
dunia, saat itu aku juga merasa kehilangan Sena dan aku menangis saat
pemakam Sena, Arrel lah orang yang menenangkan ku,
“ Udah jangan
nangis terus nggk baik loh, kita harus iklas dengan kepergian orang yang
kita sayangi, nah sekarang hapus air matanya, kirim doa buat Sena. Adel
sayang kan sama Sena ”
Aku sangat ingat saat Arrel mencoba
menenangkan ku, dari kata-kata itu aku pun berusaha untuk tidak berlarut
sedih karena orang yang aku sayangi sudah tiada lagi.
Aku mencoba sibuk diluar sekolah, mengikuti kegiatan apa saja yang
bersifat positif. Dengan kesibukan seperti ini, aku menjadi tidak
terlalu larut dengan keadaan ku seperti yang kemarin. Dan aku juga
yakin, Arrel disana pun tenang jika aku tidak larut dalam kesedihan
lagi. Aku cukup semangat saat mengikuti kegiatan Tataboga ini, yang
memang dari dahulunya aku suka memasak, dari sini aku cukup banyak
menerima ilmu. Kesedihan ku terkadang datang dengan tiba-tiba, saat
teringat waktu aku dan Arrel membuat Nutrigell, Aku dan Almarhum pacarku
sangat suka dengan Nutrigell, walaupun tidak seberapa, kalau membuatnya
dan makannya bersama Arrel, itu moment yang indah bagiku.
“
Seandainya saja kamu masih ada sayang, aku bakal buatin Nutrigell yang
paling enak buat kamu, aku bakal nyuapin kamu tanpa kamu suruh-suruh
lagi, aku kangen :’( “ batin ku.
Kondisiku down, aku
sempat dirawat dirumah sakit, saat itu aku berharap, aku ingin sakit dan
sakit agar kematian datang juga kepada ku, namun harapan buruk ku itu
tidak terjadi.
“ Ya Allah, sampai kapan Adel seperti ini, Adel tak
ingin berlarut dalam keadaan sedih seperti ini terus menerus, jujur
Adel sangat membutuhkan kehadiran Arrel. Tapi Arrel udah enggak ada.
Jadi tolong, Adel hanya ingin mengiklaskan kepergian Arrel. Agar Adel
tidak terus-menerus seperti ini. Beri Adel kekuatan Ya Allah ” batin ku
saat aku terkulai lemah di atas kasur dengan selang infuse yang
terpasang dilengan ku.
Seminggu kemudian, aku pun
dapat pulang kerumah kembali, kondisiku cukup membaik. Setelah beberapa
hari aku istirahat dirumah, dan kondisi ku pun semakin membaik. Aku
berniat untuk berziarah kemakam Arrel, Supir ku pun bersedia
mengantarkan ku, sebelum itu aku membeli satu botol Aqua dan juga
kembang terlebih dahulu di persimpangan makam. Dan kemudian langsung
menuju makam Arrel. Kutatapi batu nisan itu, ku sentuh tanah makam itu.
Sungguh batin ini menangis kembali, aku pun terlontar saat detik-detik
terakhir kepergian Arrel, yang saat itu aku pergi bersamanya, ntah
mengapa hari itu bukanlah hari libur. Namun Arrel mengajak ku nonton
setelah pulang dari sekolah. Aku pun menerima ajakan nya, saat itu tidak
ada tanda-tanda atau pirasat apapun. Yang kami rasakan berdua hanyalah
kesenangan hingga malam hari pun tiba, kami pun pulang namun sebelum itu
aku dan Arrel mampir ke Masjid yang berada diseberang jalan, aku dan
Arrel pun shalat isya disana. Setelah shalat, kami melanjutkan
perjalanan pulang kembali. Diperjalanan pulang aku terhenyak memeluk
Arrel karena angin malam yang begitu dingin, kusenderkan wajah ku
dibahunya. Namun entah mengapa tiba-tiba seperti ada angin yang lewat
dan suara yang keras. Dan saat itu aku merasa tercampak, aku mencoba
membuka mataku, tetapi sulit. Beberapa menit kemudian, aku merasakan
sakit dari tubuh ku, dan melihat baju seragam ku sudah penuh dengan
darah, namun aku masih kuat saat itu, yang aku fikirkan. Dimana Arrel,
Arrel dimana. Aku pun mencoba bangun dan mencoba sekuat tenaga untuk
menemukan Arrel. Aku pun melihatnya, saat itu juga Arrel sudah terbaring
ditengah jalan, tidak ada satu orang pun yang mau menolong kami, aku
tertatih merangkak menuju sosok pacar ku yang sudah terbaring tidak
bergerak, sedikit demi sedikit aku mendekatinya. Dan terjatuh di
geletakan Arrel,
“ Ya Allah, Arreeeeeeeeel ”
Saat itu aku
sangat tidak sanggup melihat keadaan Arrel, yang penuh dengan darah. Ku
usap wajah pacar ku yang penuh dengan darah itu dengan kerudungku. Aku
mencoba menyadarkan nya, aku tidak sanggup melihatnya, aku takut
kehilangannya. Dengan tangisku, Akupun langsung mengecup bibir pacarku
itu dengan perasaan yang benar-benar mendalam.
Namun aku tiba-tiba
saja sudah diruang ICU, tergeletak diatas kasur, tubuh ku penuh dengan
balutan perban. Entah siapa yang menolong kami waktu itu, aku tidak
tahu, mungkin aku pingsan saat itu. namun itu tidak kuhiraukan, aku pun
langsung mencari pacarku,
“ Arrel mana, Arrel mana Ma ? ” ucapku tertatih tatih kepada Mama yang sudah ada disampingku.
“ sudahlah nak, jangan banyak bergerak dahulu, Arrel diruang UGD ”
“ Arrel baik-baik aja kan ma? Arrel masih bisa diselamatkan kan Ma ? ”
“ kita berdoa saja nak “
“ Adel, pengen liat Arrel ma, ayok kita kesana. Ayok antar kan Adel keruangan Arrel ” ajak ku merintih.
Mama
pun menuruti kemauan ku, dengan kursi roda aku keruangan tempat Arrel,
namun sewaktu masih di koridor rumah sakit, aku melihat seperti ada
jenazah yang keluar dari ruang UGD. Suster yang mendorong kursi rodaku
pun berhenti mendorong.
“ sus? Suster kenapa kok berhenti? Itu bukan Arrel kan ? bukan kan sus ? “
“ maaf dek, pasien yang masuk diruang UGD malam ini hanya Farrel Ahmad Faruq, tidak ada pasien yang lain ”
Mendengar itu aku menunduk terdiam sejenak,
“ enggak, enggak mungkin sus. Ayok kita kesana “ ucapku.
“ baiklah dek “
Setelah
tepat disamping jenazah itu, aku menoleh kebelakang terlebih dahulu,
kulihat mama Arrel menangis dibahu Om Ari. Dan kembali melihat jenazah
yang masih tertutup dengan kain putih itu. Perlahan ku buka,
“ Astaufirullah Arrel ” aku menangis. Ternyata benar, Arrel telah tiada.
Itulah
detik-detik kepergian Arrel. Kini aku berharap Arrel tenang disana. Aku
pun langsung menyirami tanah makam dan menabur kembang yang ku beli
tadi.
“ Ya Allah, Ampunilah segala dosa dan kesalahan Arrel,
limpahkanlah Rahmat dan kesejahteraan kepadanya, kasihanilah dan
sayangilah Arrel. Lapangkan lah Arrel di sisi-Mu dengan Rahmatmu, Amin ”
doa yang ku kirim kan juga untuk Almarhum pacarku.
Dan aku pun langsung menuju mobil untuk pulang kerumah kembali.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar