Halaman

Rabu, 04 April 2012

Aku

Berawal dari cinta, cinta yang sudah ku jalani cukup lama dengan Putra, Putra adalah pacar ku. Pacar yang begitu aku sayangi, dari semua mantan mantan ku. Putra lah yang benar-benar tak bisa kulepas. Aku begitu menyayanginya, ntah mengapa aku sebegini menyayanginya, sepertinya cinta Putra sudah benar-benar memasuki kehidupanku.
Semakin renggang hubungan ku dengan Putra, rasa sayang ini semakin ada. Ntahla mengapa, aku begitu kuat menjalaninya, walaupun terkadang aku ngebatin terus menerus, hal yang terlalu sakit untuk  kujalani, tapi dengan rasa sayang ku yang begitu besar  aku selalu bilang ke Putra, kalau aku kuat dengan keadaan yang seperti ini.

aku yakin, Putra juga sangat menyayangiku. Alasan nya, hmmm alasannya rasa percaya aku ke dia selalu ada. Itulah yang membuat ku selalu yakin kalau Putra juga menyayangiku.
~

Aku rindu, aku sangat merindukan hari hariku bersamanya, yang waktu dahulu tak ada sedikit pun, tak ada setetes airmata duka yang jatuh dari bola mataku. Kesenangan yang Putra beri dahulu hingga sekarang semakin pudar, ya semakin pudar. Aku sangat merasakan itu, jujur saja aku sangat butuh perhatian darinya, kasih sayang darinya namun sekarang hal itu sangat jarang kudapatkan dari sosok Putra, tapi aku selalu kuat dengan semua itu. Aku selalu sabar menanti datangnya hari hari yang dahulu, yang dahulunya selalu memberi kesenangan disetiap detik ku. Tapi aku selalu berfikir positif
dengan apa yang ku alami saat ini, ini cobaan untuk hubungan ku dengan nya, dan pasti ada hikmahnya dikemudian hari.

Cobaan terus datang, tapi sebenarnya ini bukan cobaan, ini adalah hal yang membuat ku tersenyum kembali, sesuatu yang membuat bolamataku berhenti mengeluarkan airmata. Tapi tetap saja aku menyebutnya dengan cobaan.
Berawal dari jejaringan social, Sosok lelaki yang tiba tiba saja datang dikehidupan ku, sebut saja Yuda. Aku tau dia, tapi aku tak terlalu mengenalnya. Yuda datang dengan baik-baik, aku pun menyambutnya dengan baik-baik, tapi bisa dibilang tidak terlalu baiklah, aku tak terlalu meresponnya. Sudah berulang kali aku tak terlalu menghiraukannya namun Yuda tetap saja ngeh buat dekat dengan ku, dari dia menyuruh ku makan, solat, lama-lama aku jadi terbawa dengan keadaan itu, perhatian yang selalu Putra beri dahulu, namun kini Yuda lah yang memberinya. Aku pun agak merespon nya, tapi tetap saja dihatinya aku Cuma Putra seorang, tak ada yang lain, walaupun keadaan nya melebihi  Putra, hati ini tetep mentok ke Putra. Hasutan dari luar mulai datang, hasutan yang menyuruh ku untuk bersama Yuda, tapi aku tidak mau, rasa sayang ini selalu untuk Putra tidak untuk yang lain. Namun aku tetap menghargai Yuda.

~
semakin hari, aku semakin merasakan cobaan yang berlarut datang dikehidupanku. Sosok Putra seakan-akan sudah hilang dikehidupan ku, padahal aku sangat membutuhkannya. Namun disaat aku seperti ini, Tuhan mengirim kan sosok Yuda untuk menggantikan Putra. Tapi tetap saja apa yang Yuda beri tak sesenang dengan apa yang Putra beri. Aku sangat merindukan perhatian dari Putra, aku selalu saja merenung didalam kamar ku, menangis dan terus menangis karena raga ini benar benar merindukan sosok Putra,  aku pun terlelap dalam tidur ku, saat itu aku bermimpi, kepala Putra penuh dengan darah, didalam mimpi itu Putra tampak diam di atas kasur. Aku pun langsung menujunya, tapi sayang aku terbangun dari mimpi itu, aku takut langsung meremas selimutku. Aku pun menangis ditengah malam, apa arti mimpi itu, aku sangat takut. Aku tak ingin ia kenapa-kenapa. Aku pun langsung kekamar mandi untuk mengambil air wudhu, dan aku pun langsung solat malam.

“ Ya Allah, semoga mimpi tadi hanya bunga tidurku. Jaga Putra Ya Allah, Nita takut Putra kenapa-kenapa “ sujudku .

setelah itu akupun berbaring lagi, ku tatap langit kamarku, aku menangis lagi. Malam itu aku benar-benar gelisah. Tapi tak lama kemudian aku pun tertidur, dan terbangun lagi disaat adzan  subuh berkumandang. Ku ambil ponselku,

“ jangan lupa subuhan ya sayang, ntar kesekolahnya hati-hati ya “ messages yang ku kirim ke Putra.

dan akupun langsung solat subuh ke Masjid yang tak jauh dari rumahku.
mimpi ku ternyata ada artinya, namun aku mengetahuinya setelah seminggu dari mimpi malam itu, Putra kecelakaan, tangan nya luka. Walaupun tak begitu parah, tetap saja aku khawatir akan dirinya, dan aku agak kecewa, Putra tak mengabariku jika ia kecelakaan, dan baru mengabarinya setelah aku dan dia bertemu. Tapi yasudahlah mungkin Putra tak ingin aku khawatir.

~
Pagi yang cerah, akupun pergi kesekolah cukup semangat hari ini. Duduk di atas angkot, menikmati suasana pagi dari bebalik kaca hitam mobil, ku lihat lalu lalang sedari tadi diperjalanan menuju sekolah, bola mataku tertuju pada kedua sijoli, tepat disamping angkot yang kunaiki, pikiranku pun terlempar lagi dimasa masa saat aku bersama Putra, disaat aku dan dia duduk di atas motor dan berbagai lelucon yang kami lakukan, yang sekarangnya begitu jarang kami lakukan.
“ Ya Allah berilah petunjukmu, Nita udah nyoba sabar. Nita udah nyoba kuat. Hikmah yang Nita tunggu-tunggu tak kunjung datang, raga dan batin ini sudah banyak bersabar. Semakin banyak pikiran Nita, semakin terasa sakit yang Nita derita Ya Allah, Nita pengen kayak dulu lagi, Putra yang selalu ngasi semangat buat sekolah Nita, kesembuhan Nita, Nita gak kuat Ya Allah. Apa mungkin, Nita harus pergi buat selamanya, barulah Putra merindukan Nita seperti Nita yang selalu merindukan dirinya, kalau memang iya, yasudah ambil saja Nita “ tangis batinku.

taklama kemudian akupun sampai disekolah, hari ini pengambilan nilai tarik suara. Jam pengambilan nilaipun tiba. Setelah beberapa teman ku selesai mengambil nilai, kini giliranku. Aku membawakan lagu Shimfoni hitam dengan iringan keybord. Aku sangat mengkhayati lagu yang ku bawa itu, ku lantun kan lagu itu di depan kelas, tanpa disadari aku bernyanyi hingga meteskan air mata. Inilah yang dinamakan cobaan yang selalu ada hikmahnya, aku galau saat itu dan lirik lagu itu adalah curahan hatiku, makanya aku bisa sampai menangis saat aku melantunkannya. Hikmahnya pun ku dapati, nilai kesenian ku sangat memuaskan.

~
Hari-hariku belum membaik, kerinduan aku terhadap Putra belum terobati. Sudah cukup banyak yang menghibur ku, tapi tetap saja aku tak merasa terhibur, aku sangat membutuhkan Putra.
Melihat kondisi ku yang semakin memburuk, Ibu ku pun berniat untuk membawaku ku Jawa. Hingga harinya pun tiba, aku pun pergi dengan berat hati. Karena bukan nya untuk berlibur melainkan untuk operasi dan pindah sekolah , padahal aku ingin operasi di sini saja, agar Putra dapat disampingku disaat operasi nanti.  Namun Ibu berkata lain, ia ingin aku operasi di Jawa, aku pun menurutinya. Saat  pulang ke kampung halaman, aku bilang ke Putra kalau aku liburan agar dia tak mengkhawatirkan ku disaat hari operasiku nanti.

sampailah aku dikampung halamanku, suasana perkampungan seperti pas sekali dengan keadaan yang rada galau. Akupun turun ke sawah, duduk dipondok.
“ Maafin aku ya, aku udah bohong sama kamu, aku gak bilang yang sebenarnya. Ya misalnya kalo ada apa-apa dengan ku, mungkin itu takdir “ ucapku sambil berayun dipondok tengah-tengah sawah.

sambil berayun aku memainkan ponselku,

“ ketika kematian ku datang, aku ingin kamu menggenggam erat jemariku agar aku kuat untuk menghadapi kematian dan untuk berpisah dengan mu “ status yang ku update ke situs face book. Saat itu aku benar-benar ngaur, pikiran ku melayang terlalu jauh, seakan-akan pirasat itu ada.
~
Seminggu setelah itu, kabar buruk datang dari Nita. Nita telah tiada, ia meninggal saat ia operasi tumor yang ada didadanya, saat operasi terjadi pendarahan. Kondisinya sangat tidak stabil, Sehingga Nita tak dapat diselamatkan lagi, sekilas cerita dari akhir kehidupan seorang gadis berkerudung itu, kini hanya tampak pahatan nama nya di batu nisan yang berdiri tegak di atas tanah lembab dan bertaburan bunga itu(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright@ All Rights Reserved Yuni-Fibonacci.blogspot.com