Sabtu, 17 Maret 2012
Aku Ikhlas Ya Allah
Ku tatapi butiran-butiran obat itu, obat yang belakangan ini menjadi teman ku. Cukup banyak obat yang mengisi hari-hariku. Mereka yang selalu mencoba menyembuhkan ku, mereka yang selalu nenangin aku disaat rasa sakit itu menyerang tubuhku ini. Tapi, aku benci mereka ! aku sangat benci dengan butiran-butiran obat itu !Ya Allah, kenapa aku harus bersahabat dengan obat-obatan, aku bosan mengkonsumsinya setiap hari, kini hari-hariku sangat bergantung dengan semua obat-obatan itu. Hahh !
“ Dek, adek udah siap belum ? ayuk berangkat “ kata kakakku dibalik pintu kamarku.
“ Ia kaakk bentar, lagi pake jilbab nih “
“ Oh ia ia, kakak tunggu di luar ya “
“ iyaaaa “ triak ku.
“ Au ! kaaan ketusuk jarum leher ku, aduuh bedarah lagi, hemh ! “
Akupun mencoba mengobati dahulu luka dileherku dengan obat merah, dan aku pun segera memakai kembali jilbab ku itu.
“ Wee dek lama kali ah ! “ cetus kakakku lagi.
“ Oala ia ia sabar napa sih “
“ Ntar keburu rame rumah sakitnya “
“ Ah cerewet lu, ayok ayok “ kata ku sambil menarik tangannya dan kami berdua pun langsung ngacir ke rumah sakit.
Hari ini obat ku nambah lagi, kapan sih bakal stop minum ni obat ? apa aku harus mati dulu baru ni obat-obatan stop ngekorin aku ? ahhhh sial !
Hari-hariku begitu suram semenjak aku mengidap kanker, sakit yang dua tahun belakangan ini bersarang ditubuh ku, sekarang aku Cuma bisa menyusahkan kedua orang tua ku saja, sudah banyak mereka mengeluarkan biaya untuk mengobatiku, aku memang seorang anak yang bisanya hanya menyusahkan orang tua ku saja, Ayah, Ibuk maafin Citra ya.
~
Malam itu aku terbangun dari tidurku, seperti malam-malam lainnya, Allah selalu membangunkan ku setiap malam, dengan mata yang masih sayu-sayunya aku mencoba melangkahkan kakiku ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, aku pun shalat malam, setelah itu akupun berdoa
“ Ya Allah, hanya pada-Mu lah aku memohon, Citra pengen sembuh secepatnya, Citra enggak pengen terus-terusan kayak gini, Citra enggak mau buat susah orang tua Citra. Ya Allah jika Citra tidak bisa disembuhkan lagi, dan terus menerus menyusahkan kedua orangtua Citra, ambilah nyawaku segera. Namun jika Citra bisa sembuh, dan kelak akan dapat membahagiakan orangtua Citra, tolonglah Ya Allah segera sembuhkan Citra, Amin “.
Shalat malam lah yang menjadi tempat curhatku, Allah selalu ada untuk ku, Allah selalu mendengar doa-doaku, aku selalu merasa tenang jika aku melakukan shalat malam ini. Setelah solat aku pun mencoba membaca beberapa ayat suci Al-Qur’an, hati ku begitu tenang, terimakasih Ya Allah Engkau masih menyempatkan aku untuk mengisi malam ku ini dengan ibadah-ibadahmu.
~
Pagi yang cerah, Allah masih menyempatkan ku untuk merasakan cerahnya pagi ini, akupun menikmati sinar matahari pagi itu, sekaligus untuk kesembuhanku juga nantinya.
“ Deek “ teriak Ayah dari pintu dapur.
“ Haa, ia ayah. Kenapa ? “
“ Siap-siaplah lagi nak, katanya mau ambil raport hari ini “
“ Oh ia ia, bentar lagi yah. Kita agak lama aja datangnya, paling sekarang lagi pengumumannya anak-anak pintar “
“ loh ? anak ayah kan juga pintar “ kata Ayahku yang tiba-tiba muncul dibelakang ku.
“ Haha, iya yah. Pintar ngabisin uang ayah “
“ Haha, ada- ada aja anak ayah ini, yasudah mandilah lagi, panas mataharinya juga udah enggak bagus lagi ini nak “
“ iya deh iya ayahku sayang “ ucapku sambil melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
~
Sesampai disekolah, teman-teman ku pada nyalamin aku,
“ Selamat ya Citra, Cieee yang juara satu dikelasnya, heaaakkk PJ PJ Pajak Juara Citt “
Ucap mereka semua padaku.
Ternyata aku juara satu dikelas, Alhamdullilah Ya Allah semester ini peringkatku naik. Akupun merasa senang, karena dengan inilah aku membayar semua kebaikan orang tuaku yang telah bersusah payah mencari uang untuk sekolahku.
“ Ayah, Ibu ini memang enggak seberapa dengan apa yang telah kalian berikan untuk Citra, semoga nilai-nilai ini membuat kalian berdua senang “ ucapku sambil melihat nilai-nilai raportku.
“ Selamat ya nak, pertahankan nilainya supaya bisa juara kelas terus “
“ Iya ayah, Amiiin “ ucapku sambil memeluk Ayah.
Sorenya akupun refresing dengan Angga, dengan senang aku memberi kabar baik untuk pacarku itu, dia sosok yang begitu baik juga lucu, aku berharap akan selalu bersamanya, karena Angga orang yang juga selalu memberi penyemangat bagiku. Terima kasih sayang, sudah mau mengisi hari-hariku yang suram ini menjadi sangat indah dengan canda tawamu, hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikanmu itu, Amin.
Liburan sekolah pun tiba, tak ada kata bosan Angga menemani hari liburku, bermain berdua, bersenang-senang berdua, bercanda tawa berdua, hari-hari yang begitu indah bersama nya. Disaat sedang tertawa bersamanya, kutatapi wajah itu. Wajah yang selalu memberikan kesenangan padaku,
“ Angga, kau adalah malaikat yang Allah turunkan untuk mengisi hari-hariku, ntah apa yang terjadi jika kau pergi meninggalkan ku, aku takut kehilangan mu sayang, aku takuttt “ ucap dalam hati kecilku.
Namun tiba-tiba Angga mengapus air mataku yang tak aku sadari mengalir pelan dipipiku, akupun langsung memeluknya,
“ Jangan jahat-jahat ya sama aku, Aku sayang kamu “
Karena sudah hampir malam, Angga pun langsung mengantarkan ku pulang kerumah, karena Angga tau kalau orangtua ku tidak suka jika aku pulang terlalu malam, begitulah Angga ia sangat mengerti aku.
~
“ makasi ya Angga, hati-hati dijalan “
“ iya Citra, salam buat orangtua kamu ya “
“ siipp :* “
“ Daaaa… “ kata Angga dan langsung ngacir pulang kerumahnya.
Akupun langsung mandi, makan dan langsung shalat magrib,
“ Ya Allah, terima kasih karena Engkau masih menyempatkan aku untuk bersenang-senang bersama Angga, aku ingin terus bersamanya hingga akhir hayatku, namun jika nanti aku pergi untuk selamanya, kirimkan lah sosok wanita yang begitu baik untuknya. Sosok wanita yang begitu pantas untuknya, aku ingin bahagia melihatnya Ya Allah “
***
Malam ini aku terbangun lagi, namun kepala ku begitu sakit, tapi tetap saja aku memaksakan diri untuk solat malam, aku pun shalat. Namun dirakaat kedua aku terjatuh pingsan, saat itu tak ada yang menolongku. Sekitar beberapa menit akupun terbangun dari geletakan badan ku di atas sajadah dan masih terpakai mungkenah itu.
“ Astagfirullah “ ucapku disaat melihat darah yang keluar dari hidungku.
ku usapi darah itu dengan mungkenahku. Mungkenah itupun penuh dengan darah, saat itu aku semakin takut.
Dan segera ku belakang untuk merendam mungkenahku, agar Ibu tak mengetahuinya besok, tetapi perkiraan ku salah. Ibu tau jika tadi malam aku menangis, namun ibu sengaja membiarkan ku malam itu, paginya ibupun langsung membawa aku kerumah sakit lagi, kabarburuk datang lagi dari dr. Syam. Kalau aku bakalan di operasi, Ya Allah lagi dan lagi aku hanya menyusahkan kedua orangtua ku,
“Aku iklas Ya Allah menjalani jalan hidupku yang seperti ini, aku yakin ini semua ada hikmahnya, tapi tolong aku Ya Allah, aku tak ingin menyusahkan orang tuaku, aku sayang mereka aku hanya ingin membahagiakan mereka bukan untuk menyusahkan mereka berdua “ tangis hati kecil seorang gadis dari sudut rumah sakit
“ Citra Hikarie Prajani Putri “
Batam, 14 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar