Sudah dua bulan aku menanti Rere pacar ku yang sekarang berada di
Surabaya. Ia sedang melakukan operasi disana, aku selalu berdoa yang
terbaik untuk Rere dan berharap Rere pun segera kembali ke Batam.
Dua bulan bukanlah waktu yang mudah untuk berpisah dengan orang yang aku sayang, jujur aku ingin disamping nya saat pacarku operasi, namun keadaan tidak memungkinkan.
Aku semakin gelisah saat mendengar kabar dari keluarga Rere, kalau kondisi Rere kurang baik semenjak operasi. Maka dari itu Rere belum bisa pulang ke Batam. Aku takut, aku takut kehilangan Rere, perempuan yang selama ini bersama ku. Canda tawa yang keluar dari nya kini sudah dua bulan tak kulihat lagi, namun aku tetap bersabar menanti Rere.
Terkadang aku marah pada diriku sendiri,
“ kenapa harus Rere yang jatuh waktu itu, kenapa enggak aku aja. Aku yang salah sudah bercanda berlebihan hingga Rere pun terjatuh, aku enggak sanggup menerima semua ini, aku sayang dengan Rere, Tuhan tolong sembuhkan Rere ”
Rere jatuh saat kami bercanda tawa di atas rumah pohon, waktu itu aku dan Rere duduk ditepian rumah pohon, bercanda tawa sambil menikmati indahnya matahari sore. Entah kenapa saat itu aku usil, menggelitikan pacarku yang begitu penggeli hingga jatuh dari atas dan pingsan. Kemudian berlanjut ke rumah sakit dan sampai harus dioperasi. Aku sangat menyesal,
“ Maafin aku sayang, aku enggak sengaja. Aku janji kalau kamu sembuh, aku bakal jagain kamu, aku nggk bakal usil lagi. Cepat sembuh dan cepat pulang ya. Aku kangen sama kamunya ”
Sebulan kemudian~
Hal yang kunanti-nanti pun tiba, Rere kembali ke Batam. Akupun menyambut kedatangan pacarku itu di Bandara. Namun hati ini sakit, batin ini menangis saat Rere tak mengenal ku lagi. Senyumku tak dibalas, dan sapaan ku dibalas dengan kata “ Kamu siapa? ”. Namun aku sabar saat itu, aku yakin ini semua pasti ada alasannya. Dari Mama Rere akupun mengetahui alasan, mengapa Rere seperti itu. Mendengar cerita dari mamanya, Aku pun menerima nya lagi, aku tak bisa marah pada Rere yang lupa dengan ku, karena semua ini salah ku, penyebabnya adalah aku. Aku yang membuat Rere jatuh dan sekarang Rere hilang ingatan.
“ Tuhan maafkan aku, terlalu banyak salah ku pada Rere. Aku akan tetap menyayangi Rere, walau Rere sekarang tak mengenalku. Aku yakin suatu hari nanti ingatan Rere bakal kembali lagi, Amin ”
Hari ke hari aku mencoba mengenal kan diriku pada Rere, sedikit demi sedikit Rerepun senang dengan ku. Aku cukup senang, Karena usaha ku tidak sia-sia. Hingga tiga bulan berlalu Rere belum juga bisa mengingatku. Aku pun tak terlalu memaksa Rere untuk mengingat, biarlah aku yang sakit menerima keadaan ini, keadaan yang benar-benar sulit untuk ku terima, karena orang yang aku sayang, orang yang dahulunya selalu memberikan perhatian. Kini diriku dimata Rere seperti teman baru yang baru saja ia kenal.
Sore ini aku mengajak Rere bermain ketempat yang biasa kami datangin, aku sangat berharap ada sedikit hal yang dapat ia ingat, aku ajak Rere bermain layang-layang di taman ilalang, tampak ia senang. Tawa Rere pun keluar dari raut wajahnya. Hati ini sungguh senang melihat tawa Rere yang beberapa bulan belakangan ini aku rindukan. Saat matahari mau terbenam, kami pun segera menurunkan layangan kami dan kembali pulang.
Tak ada hentinya aku mencoba mengembalikan ingatan Rere, sedikit demi sedikit Nampak nya usahaku semakin membuah kan hasil, Rerepun mengajak ku ke taman ilalang lagi, dahulu ia memang sangat senang untuk bermain disana, feelingku berkata Rere tampaknya sedikit ingat sekarang. Aku dan Rerepun bermain layangan hingga letih. Dan beristirahat di ayunan dekat taman.
“ Ree, kamu ingat tempat ini? Kamu suka dengan tempat ini kan ? kamu ingat aku juga kan Re? coba liat ini foto kita dahulu, ayo Ree ingat, ayoolah di ingat-ingat sayangggg ”
Rere hanya diam menatap ku, dan tiba-tiba ia menangis, meremas rambutnya.
“ saaaaaaakiittt, kepala ku sakit. Jangan paksa aku, aku aku akuuu… ”
Tiba-tiba Rere pingsan, aku panik.
“ Ya Tuhan, Aku salah lagi. Aku terlalu memaksa Rere buat ingat dengan semua nya. Maafin aku sayang ”
Akupun segera membawa Rere pulang.
Seminggu setelah itu, Rere mengajak ku kerumah pohon. Akupun menuruti nya. Saat itu aku hanya diam, aku takut membuat kesalahan lagi, aku tak mau membuat Rere pingsan lagi.
“ Yud, kok kamu diam? Kamu terpaksa ya aku ajak kesini ? ”
“ haa? Enggk kok Re, justru aku senang. Kapan kamu mau kesini, aku siap buat nganterin kamu ”
Rere tersenyum. Dan langsung memainkan gitar dan bernyanyi,
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu
Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu
Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugrah terindah yang pernah ku miliki~
Saat mendengar Rere bernyanyi, hati ini begitu tenang, aku merasakan Rere telah kembali seperti dulu.
“ bagus “ ucap Yudi
“ makasi Yud ”
Saat kata itu terucap, Rere memeluk Yudi.
“ Ya tuhan orang yang aku sayang kembali memeluk ku lagi, terima kasih ” ucap Yudi dalam hati.
Cukup lama Rere memeluk ku, akupun mencium kening Rere.
“ Yud cium aku “
Mendegar itu aku kaget, aku tak mengihiraukan ucapan Rere yang baru saja ia lontarkan, aku pun memeluk Rere kembali,
“ cium aku Yud ! ”
Mendengar itu aku kaget lagi, kutatap bola mata Rere yang bergelimangan airmata. Akupun mencium nya. Sungguh saat itu aku benar-benar merasakan kekuatan cinta ku dengan Rere. Dan berharap semoga Rere mulai mengingat ku lebih dari saat ini. (***)
Dua bulan bukanlah waktu yang mudah untuk berpisah dengan orang yang aku sayang, jujur aku ingin disamping nya saat pacarku operasi, namun keadaan tidak memungkinkan.
Aku semakin gelisah saat mendengar kabar dari keluarga Rere, kalau kondisi Rere kurang baik semenjak operasi. Maka dari itu Rere belum bisa pulang ke Batam. Aku takut, aku takut kehilangan Rere, perempuan yang selama ini bersama ku. Canda tawa yang keluar dari nya kini sudah dua bulan tak kulihat lagi, namun aku tetap bersabar menanti Rere.
Terkadang aku marah pada diriku sendiri,
“ kenapa harus Rere yang jatuh waktu itu, kenapa enggak aku aja. Aku yang salah sudah bercanda berlebihan hingga Rere pun terjatuh, aku enggak sanggup menerima semua ini, aku sayang dengan Rere, Tuhan tolong sembuhkan Rere ”
Rere jatuh saat kami bercanda tawa di atas rumah pohon, waktu itu aku dan Rere duduk ditepian rumah pohon, bercanda tawa sambil menikmati indahnya matahari sore. Entah kenapa saat itu aku usil, menggelitikan pacarku yang begitu penggeli hingga jatuh dari atas dan pingsan. Kemudian berlanjut ke rumah sakit dan sampai harus dioperasi. Aku sangat menyesal,
“ Maafin aku sayang, aku enggak sengaja. Aku janji kalau kamu sembuh, aku bakal jagain kamu, aku nggk bakal usil lagi. Cepat sembuh dan cepat pulang ya. Aku kangen sama kamunya ”
Sebulan kemudian~
Hal yang kunanti-nanti pun tiba, Rere kembali ke Batam. Akupun menyambut kedatangan pacarku itu di Bandara. Namun hati ini sakit, batin ini menangis saat Rere tak mengenal ku lagi. Senyumku tak dibalas, dan sapaan ku dibalas dengan kata “ Kamu siapa? ”. Namun aku sabar saat itu, aku yakin ini semua pasti ada alasannya. Dari Mama Rere akupun mengetahui alasan, mengapa Rere seperti itu. Mendengar cerita dari mamanya, Aku pun menerima nya lagi, aku tak bisa marah pada Rere yang lupa dengan ku, karena semua ini salah ku, penyebabnya adalah aku. Aku yang membuat Rere jatuh dan sekarang Rere hilang ingatan.
“ Tuhan maafkan aku, terlalu banyak salah ku pada Rere. Aku akan tetap menyayangi Rere, walau Rere sekarang tak mengenalku. Aku yakin suatu hari nanti ingatan Rere bakal kembali lagi, Amin ”
Hari ke hari aku mencoba mengenal kan diriku pada Rere, sedikit demi sedikit Rerepun senang dengan ku. Aku cukup senang, Karena usaha ku tidak sia-sia. Hingga tiga bulan berlalu Rere belum juga bisa mengingatku. Aku pun tak terlalu memaksa Rere untuk mengingat, biarlah aku yang sakit menerima keadaan ini, keadaan yang benar-benar sulit untuk ku terima, karena orang yang aku sayang, orang yang dahulunya selalu memberikan perhatian. Kini diriku dimata Rere seperti teman baru yang baru saja ia kenal.
Sore ini aku mengajak Rere bermain ketempat yang biasa kami datangin, aku sangat berharap ada sedikit hal yang dapat ia ingat, aku ajak Rere bermain layang-layang di taman ilalang, tampak ia senang. Tawa Rere pun keluar dari raut wajahnya. Hati ini sungguh senang melihat tawa Rere yang beberapa bulan belakangan ini aku rindukan. Saat matahari mau terbenam, kami pun segera menurunkan layangan kami dan kembali pulang.
Tak ada hentinya aku mencoba mengembalikan ingatan Rere, sedikit demi sedikit Nampak nya usahaku semakin membuah kan hasil, Rerepun mengajak ku ke taman ilalang lagi, dahulu ia memang sangat senang untuk bermain disana, feelingku berkata Rere tampaknya sedikit ingat sekarang. Aku dan Rerepun bermain layangan hingga letih. Dan beristirahat di ayunan dekat taman.
“ Ree, kamu ingat tempat ini? Kamu suka dengan tempat ini kan ? kamu ingat aku juga kan Re? coba liat ini foto kita dahulu, ayo Ree ingat, ayoolah di ingat-ingat sayangggg ”
Rere hanya diam menatap ku, dan tiba-tiba ia menangis, meremas rambutnya.
“ saaaaaaakiittt, kepala ku sakit. Jangan paksa aku, aku aku akuuu… ”
Tiba-tiba Rere pingsan, aku panik.
“ Ya Tuhan, Aku salah lagi. Aku terlalu memaksa Rere buat ingat dengan semua nya. Maafin aku sayang ”
Akupun segera membawa Rere pulang.
Seminggu setelah itu, Rere mengajak ku kerumah pohon. Akupun menuruti nya. Saat itu aku hanya diam, aku takut membuat kesalahan lagi, aku tak mau membuat Rere pingsan lagi.
“ Yud, kok kamu diam? Kamu terpaksa ya aku ajak kesini ? ”
“ haa? Enggk kok Re, justru aku senang. Kapan kamu mau kesini, aku siap buat nganterin kamu ”
Rere tersenyum. Dan langsung memainkan gitar dan bernyanyi,
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu
Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu
Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugrah terindah yang pernah ku miliki~
Saat mendengar Rere bernyanyi, hati ini begitu tenang, aku merasakan Rere telah kembali seperti dulu.
“ bagus “ ucap Yudi
“ makasi Yud ”
Saat kata itu terucap, Rere memeluk Yudi.
“ Ya tuhan orang yang aku sayang kembali memeluk ku lagi, terima kasih ” ucap Yudi dalam hati.
Cukup lama Rere memeluk ku, akupun mencium kening Rere.
“ Yud cium aku “
Mendegar itu aku kaget, aku tak mengihiraukan ucapan Rere yang baru saja ia lontarkan, aku pun memeluk Rere kembali,
“ cium aku Yud ! ”
Mendengar itu aku kaget lagi, kutatap bola mata Rere yang bergelimangan airmata. Akupun mencium nya. Sungguh saat itu aku benar-benar merasakan kekuatan cinta ku dengan Rere. Dan berharap semoga Rere mulai mengingat ku lebih dari saat ini. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar