Bunga Diandra
Viboda Syahfitri, anak kedua dari tiga bersaudara.
Bunga terbilang anak yang sedikit nakal, ini smua akibat dari orang tuanya yang
tak begitu perhatian padanya. Orang tua bunga sangat masa bodoh dengan
kepintaran dan bakat-bakat yang bunga punya, inilah hal yang membuat Bunga
sangat sedih.
“ Ma..Pa…
Bunga butuh kalian, Bunga butuh penyemangat, Bunga pengen kalian berdua ada
untuk Bunga, kalian mau kalau Bunga ini harus bisa mmperoleh nilai yang bagus disekolah,
tapi disaat Bunga memperoleh itu, kalian tak ada sedikitpun melihat nilai
sekolah Bunga, disaat Bunga memperoleh juara disekolah, kalian berdua hanya
tampak biasa saja, pada saat Bunga mengikuti event-event diluar kalian juga tak
pernah ada disamping Bunga, tak pernah sekalipun kalian ada disamping Bunga
untuk memberi semangat pada Bunga, ahhh sudahlah, tanpa dukungan dari kalian
aku juga bisa !
Walaupun keluarganya tak pernah memberi
semangat padanya, orang-orang diluar sana slalu ada buat Bunga, inilah yang
membuat Bunga kembali semangat.
Dahulu ada seorang teman yang sangat
dekat dengan Bunga, Alif namanya. Alif anak yang juga multitalent, mereka selalu
berdua, mengikuti event-event diluar sekolah, Alif penyemangat buat Bunga.
Sangking begitu dekatnya timbulah rasa sayang pada diri Alif dan Bunga, Alif
tampak sayang pada Bunga, perhatiannya melebihi batas perhatian dari seorang
teman, namun Alif tak pernah menyatakan cintanya pada Bunga, tapi itu tak
menjadi masalah bagi Bunga.
Tujuh bulan berlalu, hari hari yang
cukup lama yang Bunga lalui bersama Alif. Namun saat itu juga ada sesuatu yang
aneh pada Alif, dia yang tadinya selalu perhatian dan yang selalu menyemangati
Bunga, kini semakin hari semakin pudar. Ntah apa yang membuat Alif menjadi seperti
itu, yaa walaupun Alif hanyalah teman dekat dari Bunga, Bunga sedih dengan ini
semua. Seperti ada yang kurang jika Alif seperti ini terus. Sampai suatu hari Alif
benar benar menghilang hingga dua bulan berlalu, ternyata Alif telah mempunyai
pacar baru, mgkin itu yang telah membuat Alif menjauh dari Bunga. Dengan lapang
dada Bunga tersenyum, ia sadar ia bukan siapa siapa Alif,
“aku senang kalau kamu senang lif”
ucap Bunga sambil mengusap air matanya.
Sebulan setelah menghilangnya Alif,
Bunga tampak dekat pada kakak kelasnya Muhammad Hidayatullah Wijaya Putra, anak yang dikenal cerdas disekolah Bunga.
Mereka pun jadian, namun hubungan mereka sangat singkat hanya dua bulan mereka
jadian, dua minggu putus dari kakak kelasnya, Bungapun jadian dengan temen lamanya
Vidiansyahputra. Dian baik, cukup
dewasa. Saat jadian dengan Bunga, Bunga tampak lebih senang dibanding jadian
dengan kakak kelasnya. namun empat bulan berlalu mereka putus, Dian tega
ngeduain Bunga, Mungkin efek kebosanan yang timbul dari Dian. Bunga pun kembali
lapang dada untuk tersenyum dalam menjalaninya, dari sinilah Bunga bertekat
untuk tak akan pernah jatuh cinta lagi, Karena ia jugak tak ingin disakiti
lagi.
Setahun berlalu~
Bunga masih tampak sendiri, ya
walaupun terkadang ia dekat dengan temen temen yang ia kenal dari dunia maya
maupun dunia nyata. Tapi ia tak mau sembarangan menerima cinta dari siapa pun,
tekatnya untuk menyendiri berjalan setahun. Namun saat Bunga kenal dengan
Aditya, iapun mulai suka, Adit beda, Adit
lucu, Adit rada cuek, Bunga sangat menyukai itu. Disinilah Bunga mulai jatuh
cinta kembali, saat Adit menyatakan kan cinta pada Bunga, Bunga tak langsung
menerima Adit, yaaa walaupun Bunga suka pada Adit, ia juga harus berpikir
panjang untuk menerima Adit untuk menjadi pacarnya, karena Bunga tak ingin
disakiti lagi. Seminggu setelah adit nyatain cinta pada Bunga baru lah Bunga
menjawab “ia” Bunga menerima Adit Karena Bunga yakin Adit lah yang terbaik yang
selama ini ia cari.
Seling beberapa hari jadian, sore itu
Bunga dan Adit pun pergi ke kebun teh, disanalah Bunga dan Adit mulai dekat.
Mereka tertawa-tawa sambil berlari lari mengelilingi kebun teh yang begitu
sejuk, namun waktu terasa sangat cepat, Bunga dan Adit pun pulang kerumah.
Namun kesenangan mereka berdua tidak hanya pada hari itu, pada saat libur
sekolah, Adit mengajak Bunga kepantai, Bunga dan Adit pun sampai dipantai
mereka menikmati suasana pantai yang lumayan cerah, dan menikmati hangatnya
matahari sore ditepi pantai. Kembali bercanda tawa ria hingga sunsetpun tiba. Hari
yang begitu indah bersama Adit.
***
Enam tahun
kemudian~
Detik menit jam hari minggu bulan
tahun mereka lewati bersama, tempat tempat asing mereka tuju, hunting berdua,
bercanda tawa bersama, gila gilaan berdua, heboh berdua, smuanya mereka lakuin
bersama.
Tak ada kata bosan yang terlontar
dari bibir Bunga, yang ada Bunga semakin sayang pada Adit, Bunga tak
menyangka bisa pacaran selama ini, berharap Adit juga begitu padanya.
Selain ke pantai Bunga dan Adit juga suka bermain ditaman. Taman yang begitu
sejuk membuat Bunga dan Adit , tak ingin meninggalkan taman tersebut. jika ada
waktu Bunga dan Adit selalu bermain ditaman itu. Langit sore saat itu begitu
indah, angin yang berhembus pelan membuat Bunga dan Adit ingin berlama-lama
ditaman itu. Sambil menikmati sepoinya angin, indahnya langit sore, Bunga dan Aditpun
berwebcame. Bunga sangat senang dan semakin sayang pada Adit, Adit begitu baik,
ialah orang pertama yang bisa membuatnya senang seperti ini, saat berwebcame Bungapun
menunduk dibahunya Adit. Menangis meneteskan airmatanya dibahu Adit, Aditpun
memeluk Bunga dan mencoba menenangkan Bunga. Bunga pun mengangkat kepalanya dan
memandangi Adit dengan airmata yang bergelimang dibolamatanya, dan kembali
memeluk Adit begitu erat, tampak rasa sayang yang keluar dari diri Bunga.
***
Suatu hari Bunga menyendiri ditepi
pantai, menenangkan pikirannya dengan menikmati sepoinya angin pantai yang
sedari tadi berlalu lalang dengan pelan tiada hentinya, saat itu Bunga begitu
sedih, karena tanpa sebab orangtua Bunga tiba tiba marah padanya, ntah apa yang
salah pada diri Bunga, Bunga pun tak mengerti, ditambah lagi dengan Adit yang
belakangan ini juga suka marah dan sedikit kasar padanya. Namun Bunga bisa
menyikapinya dengan kepala dingin, ia selalu sabar dengan tingkah adit yang
seperti itu, Bunga sangat mengerti Adit, tetapi terkadang bunga kewalahan
dengan sifat Adit yang terus menerus seperti ini. Namun karena Bunga sangatlah
sayang pada Adit, Bunga lagi dan lagi hanya bisa bersabar dan membatin, Bunga
yakin ini semua bakalan ada hikmahnya. Begitulah Bunga, jika ada masalah yang
menimpanya, Bunga selalu saja mengambil hikmahnya, ia slalu tersenyum diluar
namun didalam hatinya menangis, dari kesabaran Bunga, Aditpun berubah menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Saat weekend tiba Bunga mengajak Adit
buat refresing hari itu. Adit pun menerima ajakan Bunga, merekapun pergi menuju
tempat biasa mereka bercanda tawa bersama, seperti tak ada masalah dari
sebelumnya, Adit dan Bunga kembali bermain bersama, bercerita berdua, bercanda
tawa bersama namun seketika suasana menjadi hening disaat Adit memeluk Bunga,
Bunga terdiam dipelukan Adit, saat itu airmata Bunga mengalir pelan dipipinya,
dan semakin erat ia memeluk Adit, namun dalam pelukan Adit, diam-diam Bunga
menyileti lengannya dengan silet yang ia bawa dari rumah, tangan Bungapun penuh
dengan darah, darah terus mengalir. tetapi saat itu Adit belum mengetahui
dengan apa yang Bunga lakukan saat itu, Aditpun mengapus airmata Bunga. Tampak
Bunga terus memejamkan matanya, Adit bingung, Aditpun mencoba membangunkan Bunga,
namun saat Adit melihat tangan Bunga yang berlumuran darah, Adit begitu kaget.
“ Bunga, Bunga kenapa ini? Kenapa
jadi kyk gini? Bunga bangun sayang, sayaaaangg ! ” triak Adit memeluk Bunga.
Aditpun mencoba mencari pertolongan, namun sia sia, Bunga telah tiada.
Seminggu setelah kepergian Bunga,
Nita temen deketnya bunga, menceritakan
apa yang menyebabkan Bunga bisa senekat itu,
“ Bunga tertekan Dit, keluarganya
nggak pernah peduli dengan dia, semenjak kenal lu aja dia nya semangat lagi,
tapi blakangan ini lu sering marahkan ke dia, emang sih dia gak pernah balik
marah ke elu, tapi dianya selalu aja ngebatin. Kasian gua liatnya. Dia nekat
kyk gitu, salah satu penyebabnya. Dia takut kalo elu ntar nyakitin dia. Dia
pernah bilang kegua dit “ta, gimana ya kalo ak sampe diduain lagi sama cowo? Ya
ampun gk kebayang ta, sakit ta sakit bener itu, mending gua mati dah. Males gua
sedih sedih muluk gara gara cinta, apalagi sama adit, gua sayang banget ta sm
dia, tega deh kalo dia ngeduain gua, gua dah stia banget sama dia. Kalo sampe
itu bener-bener terjadi, ahhh tamat hidup seorang Bunga Diandra
Vibodasyahfitri” gitu dit yang Bunga bilang ke gua, sekarang tu kata-kata jadi
cerita nyata, padahal lu kagak ngeduain dia kan ? yaa itulah, ketakutan Bunga
yang terlalu over yang ngebuat dia sampe senekat ini. Yauda ya, iklasin Bunga,
biar dia nya tenang disana, lu nggk perlu nyesel, ucap nita sambil memberi
diary Bunga pada adit dan melangkah pergi dari tempat itu. Aditpun membuka
diary itu dan membaca isi-isi yang ada dalam diary itu, lembar demi lembar ia
baca, namun saat halaman terakhir disaat Adit membaca isi diary Bunga, bola
mata Adit bergelimangan airmata, tampak ia sangat menyesak.
“ Sumpah aku sayang kamu dit, jujur
aku enggak pernah sesayang ini ke orang, banyak cerita yang kita lalui bersama
dit, enam tahun bukanlah waktu yang singkat, tak ada rasa bosan dari diriku,
yang ada ak semakin sayang dit sama kamu. Aku slalu berharap kamu tak pernah
bosan dengan ku, aku ingin bisa bersama selamanya dengan kamu sayang, yaa
walaupun terkadang aku berfikir kalo kamu udah bosan ngejalani ini, aku takut
kehilangan kamu, aku takut kalau tiba tiba kamu mutusin aku sayang, aku takut
kamu hanya kasian sama aku, jadi kamu slalu berusaha untuk mempertahanin ini
semua. Tapi walaupun begitu aku sangatlah berharap apa yang aku pikirkan ini
hanyalah ketakutan aku saja, aku juga berharap janji janji yang kamu janjikan
untuk aku, bakalan kamu tepatin. aku slalu berdoa yang terbaik buat hubungan
kita dan aku juga slalu berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kamu sayaang
namun jika suatu hari nanti aku udah enggk ada, semoga kamu dapatin cewek yang
lebih baik dari aku ya sayang. Amin ;-)
Itulah harapan dari seorang Bunga Diandra Viboda Syahfitri yang
kini telah tiada. (***)
Oktober,
26-2011